28 Apr 2009

Kotak Contoh Virus H1N1 Meledak dalam Kereta

ZURICH - Di tengah kecemasan terhadap penyebaran masif flu babi, dunia dikejutkan dengan insiden di Swiss. Kotak berisi contoh virus H1N1 yang menewaskan 152 korban dan menginfeksi 2.000 lebih orang di Meksiko itu meledak dalam kereta yang menuju Pusat Flu Nasional Swiss di Jenewa. Padahal, sampel tersebut akan diteliti lebih lanjut.

Seperti dilaporkan Reuters, ledakan itu timbul karena kelalaian petugas yang membawa kotak tersebut. Petugas itu salah menempatkan es sehingga timbul reaksi dan meledak. Es tersebut digunakan untuk menjaga virus tetap dingin. Insiden itu terjadi ketika kereta sudah berjalan beberapa jam dari Zurich menuju Jenewa, dekat kawasan Fribourg dan Lausanne. Kereta akhirnya dihentikan di Stasiun St Gallen.

Mengutip sejumlah ahli virus, polisi memastikan bahwa ledakan virus tersebut tidak akan berisiko pada manusia. Meski demikian, 61 penumpang dalam kereta langsung diperiksa hingga bisa dipastikan tidak ada yang terinfeksi.

Masih terkait dengan perjalanan dan penyebaran flu babi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak mendukung pembatasan tujuan perjalanan dan penutupan perbatasan seperti yang dilakukan oleh banyak negara saat ini. Pembatasan itu terutama ditujukan untuk mereka yang akan bepergian ke kawasan Amerika utara.

Gregory Hartl, juru bicara WHO, menyatakan bahwa itu bukanlah cara efektif untuk mencegah meluasnya flu babi. "Kontrol perbatasan dan penyaringan tidak bekerja," ungkap dia saat jumpa pers kemarin di Jenewa.

Menurut WHO, orang yang terinfeksi tidak akan menunjukkan gejala di bandara atau ketika melewati perbatasan. "Jadi, pembatasan perjalanan seperti yang dilakukan saat terjadi wabah SARS tidak akan efektif," tegas Hartl.

Dia punya usul lain yang lebih efektif untuk saat ini. "Kalau sudah merasa sakit, sebaiknya Anda memang tidak bepergian, pada kasus apa pun, ke mana pun," tuturnya.

Menurut WHO, sejauh ini virus H1N1 menyebar dari manusia ke manusia, bukan dari binatang atau kontak lain. Jadi, mengonsumsi daging babi sama sekali tidak berbahaya. "Jika Anda memasak daging dengan baik, semua virus akan terbunuh," lanjut dia.

Selain itu, WHO menetapkan level flu babi ke level 4, hanya dua tingkat sebelum dinyatakan sebagai pandemi. Level 4 berarti virus telah menyebar dari manusia ke manusia dan menimbulkan wabah di tingkat komunitas.

"Virus H1N1 bergerak signifikan ke arah pandemik influenza," ucap Keiji Fukuda, wakil direktur WHO, seperti dikutip BBC.

Kian hari, jumlah negara yang warganya diduga atau sudah dikonfirmasi tertular bertambah. Semua benua sudah terkena. Di Asia, misalnya, satu kasus dugaan flu babi dilaporkan terjadi di Korea Selatan kemarin. (war/ttg)

Virus Flu Babi Meluas, Belum Masuk ke Asia

JAKARTA - Ancaman wabah flu babi (swine flu) terus meneror penduduk bumi. Di tengah upaya pencegahan dan penyembuhan, jumlah korban tewas malah bertambah. Di Meksiko, episentrum penyebaran, hingga tadi malam 152 orang diyakini meninggal akibat mengidap flu babi dan lebih dari 1.600 orang diduga membawa virus berbahaya tersebut. Di luar Meksiko, sedikitnya 16 negara melaporkan adanya kasus infeksi virus flu babi, baik yang sudah dikonfirmasi maupun belum.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa virus itu kini sudah menyebar sehingga strategi pengurungan sulit dilakukan. Berbagai negara memperketat pengawasan di perbatasan, termasuk bandara internasional. Namun, WHO menilai, kontrol perbatasan hanya sedikit sekali membantu mengontrol penyebaran virus semacam itu. ''Kontrol perbatasan hampir tidak berfungsi. Pemindaian tidak berguna juga,'' kata Juru Bicara WHO Gregory Hartl di Jenewa, Swiss, tadi malam.

Jumlah kasus flu babi yang telah dikonfirmasi di Amerika Serikat terus meningkat menjadi 44 kasus. Di Inggris dan Spanyol terdapat pasien yang mengidap flu babi sehingga menjadi kasus pertama di Eropa. Sementara Kanada memiliki enam kasus dan Selandia Baru telah menyatakan korban pertama flu babi di negara tersebut.

Sebanyak 70 orang yang diduga mengidap flu babi terus diawasi di Australia. Demikian pula di Swedia dan Swiss, yang masing-masing memiliki lima kasus. Korea Selatan juga sedang menyelidiki satu kasus yang diduga virus flu babi. Satu orang di Israel juga mengidap flu babi. Itu merupakan kasus pertama flu babi di Timur Tengah.

Penyebaran flu babi juga berdampak kepada nilai saham dan harga minyak. Sebab, penyebaran virus itu akan menghancurkan sektor industri penerbangan dan menurunkan permintaan minyak.

Kondisi yang memburuk itu membuat WHO meningkatkan status siaga flu babi menjadi kondisi darurat global di level empat. Status itu berarti virus telah menular antarmanusia secara berkesinambungan dan menyebabkan kejadian luar biasa di minimal satu negara. ''Saat ini pencegahan saja tidak cukup karena virus telah menyebar ke sejumlah negara,'' ujar Asisten Direktur Jenderal WHO Keiji Fukuda.

Indonesia Bisa Kena

Hingga tengah malam tadi, belum ada kabar bahwa wabah flu babi merembet ke Indonesia. Namun, Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari menganggap ada yang janggal dengan penetapan WHO bahwa tahap penyebaran flu babi di fase empat. Padahal, WHO sendiri mengatakan, virus H1N1 telah menular dari manusia ke manusia. Penyebarannya juga cukup luas. Karena itu, sekolah-sekolah maupun pertandingan sepak bola di Meksiko layak ditutup.

Siti menjelaskan, jika tingkat penularan virus antarmanusia, seharusnya penyebaran virus itu telah memasuki fase lima. ''Lha ini mengapa saya tidak tahu. Yang pasti, saya menganggap ini tidak konsisten,'' ujarnya di gedung Depkes kemarin.

Siti menjelaskan, penyebaran virus pada fase III dan IV artinya telah ditemukan ada manusia yang terinfeksi virus H1N1 yang mematikan itu. Namun, hingga kini belum ditemukan adanya penularan antarmanusia. Sementara fase V artinya telah ditemukan manusia yang terinfeksi H1N1 dan menular antarmanusia (human to human) dalam kelompok luas. ''Jika sudah pada fase VI, artinya terjadi pandemi,'' ungkapnya. ''Kalau baru fase IV, mengapa pertandingan sepak bola harus ditutup segala,'' ujarnya.

Menkes menegaskan, hingga kini flu babi belum sampai di Asia. Mengulang penjelasan pada rapat kabinet terbatas Senin lalu (27/4), virus H1N1 termasuk tipe influenza A yang tahan di daerah subtropis. Bukan di daerah tropis seperti Indonesia. ''Kalaupun virus itu akan bermutasi, saya pikir membutuhkan waktu yang cukup lama. Kemungkinan bisa ratusan tahun,'' bebernya.

Karena itu, Menkes menilai, kebijakan travel warning belum saatnya diberlakukan. Siti hanya mengimbau masyarakat yang melakukan perjalanan ke negara yang terjangkiti flu babi agar memeriksakan kesehatannya.

Namun, penjelasan Menkes itu, rupanya, tidak berdasar. Peneliti virus flu burung di Laboratorium Universitas Airlangga Dr Chairul Anwar Nidom drh mengatakan, perbedaan penyakit berdasar geografis wilayah seperti, wilayah subtropis dan tropis, tidak bisa dipergunakan sebagai pegangan utama. ''Seperti dulu, penyakit malaria dan demam berdarah hanya bisa ditemukan di wilayah tropis. Tapi, ternyata sekarang bisa ditemukan di wilayah subtropis,'' ujarnya kemarin.

Kondisi itu diperkuat adanya perubahan iklim yang terjadi di seluruh bagian dunia. Maka, perubahan penyakit dari satu wilayah ke wilayah yang lain sangat mungkin terjadi.

Karena itu, lanjut dia, peluang penularan virus flu babi ke Indonesia sangat mungkin terjadi. Pakar flu burung yang menyebut flu babi sebagai virus flu babi subtipe H1N1 varian Meksiko itu lebih lanjut menjelaskan, virus flu babi subtipe H1N1 varian Meksiko memiliki struktur sel bagian luar yang sama dengan struktur sel virus flu pada manusia sehingga memungkinkan untuk terjadi penularan dari manusia ke babi maupun sebaliknya. ''Dengan demikian, terjadinya penularan ke orang Indonesia masih terbuka lebar,'' kata pria yang juga peneliti di Tropical Disease Diagnostic Canter (TDDC) Unair itu.

Pada bagian lain, pemerintah akan memindahkan dana Komisi Nasional (Komnas) Flu Burung untuk menangkal masuknya virus flu babi tipe H1N1 ke Indonesia. ''Jumlahnya mungkin sekitar Rp 38 miliar,'' ujar Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian Sri Mulyani di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian kemarin. (kit/sof/zul/wir/yaf/CNN/AP/kim)

Merubah Nama Domain Localhost

Assalamu’alaikum wr. wb. Bagi temen-temen semua khususnya yang hoby coding dengan php mungkin dah nggak asing lagi dengan kata “localhost”....